Berita dan Informasi
Rapat Koordinasi Membangun Kemitraan dan Jejaring Pemasaran Klaster Kriya dan Fashion UMKM Kabupaten Semarang
Rapat dihadiri oleh Diskumperindag, Dinas Pariwisata, Klaster Fashion, dan Klaster Kriya UMKM Kabupaten Semarang. acara diawali sambutan oleh Sekretaris Bapperida Ibu Chrisolina L. E. S., S.Sos., MM. Dalam sambutannya, disampaikan beberapa hal diantaranya, Produk lokal Kabupaten Semarang yang layak bersaing di pasaran, Kolaborasi pentahelix diharapkan dapat berperan penting dalam membangun kemitraan dan jejaring pemasaran suatu produk usaha, Promosi produk dilakukan melalui media dan secara online, karena jaman sudah memasuki era digital, Maksimalkan potensi unggulan di Kabupaten Semarang sebagai sarana promosi,seperti kolaborasi atau kerjasama dengan Desa wisata.
Acara selanjutnya penyampaian materi oleh narasumber Ibu Hj. Peni Ngesti Nugraha, sebagai Ketua Dekranasda Kab. Semarang. Dalam paparan beliau disampaikan beberapa hal sebagai berikut:
− Seluruh kecamatan di Kabupaten Semarang harus mempunyai ciri khas batik masing-masing sebagai produk unggulan
− PLUT agar menyediakan tempat untuk Dekranasda Kab. Semarang sebagai display produk-produk kerajinanUMKM
− Kantor Bapperida agar menampilkan display produk-produk UMKM Kabupaten Semarang sebagai sarana promosi
− Perizinan berusaha untuk UMKM agar dipermudah.
− Anjuran untuk menggunakan produk lokal dalam berbagai macam kegiatan.
-
- Saran dan masukan oleh peserta :
− Surat edaran penggunaan produk lokal Kab. Semarang sebaiknya tidak untuk produk kopi saja, melainkan seluruh produk UMKM.
− Agar klaster kriya diberikan tempat di lokasi wisata bukit cinta.
− Untuk mengangkat produk batik lokal, batik asli Kab. Semarang dapat diakomodir sebagai uniform atau seragam pegawai Pemkab Semarang
− Kecamatan Bandungan sudah menggunakan shibori sebagai pakaian seragam, diharapkan pelaku pariwisata dan karyawan hotel di sekitar bandungan menjadikan shibori sebagai seragam.
− Menitipkan barang dengan cara konsinyasi agak memberatkan pelaku usaha, karena modal terbatas.
− Solo Art/Mart sebagai contoh untuk Alun-alun Bung Karno Ungaran sebagai pusat wisata kuliner
− Kendala dalam tenaga kerja, sehingga suatau produk agak lama pengerjaannya
− Kesulitan dalam pemasaran produknya
− Agar klaster fashion menginventarisir produknya untuk ditampilkan di PLUT